Senin, 16 April 2012

10 Teknologi yang DapatMencegah Kehancuran Bumi

Ada anggapan dari kaum skeptis
bahwa teknologi hanya merusak
lingkungan. Anggapan ini
menantang para ilmuwan untuk
mengembangkan teknologi yang
ramah lingkungan.
PBB memperkirakan, hingga tahun
2030 kebutuhan energi akan
melonjak sebesar 60 persen.
Sebanyak 2,9 miliar manusia akan
kekurangan pasokan air. Berikut
10
jenis teknologi yang tergolong
dapat mencegah bumi dari
kehancuran.
1. Memproduksi minyak secara
alami
Ada proses bernama thermo-
depolymerization, suatu proses
yang sama dengan bagaimana
alam memproduksi minyak.
Misalnya limbah berbasis karbon
jika dipanaskan dan diberi tekanan
tepat, mampu menghasilkan
bahan minyak.
Secara alamiah proses ini
menbutuhkan waktu jutaan tahun.
Dari eksperiman yang sudah-
sudah, kotoran ayam kalkun
mampu memproduksi sekitar 600
pon petroleum.
2. Menghilangkan garam dari
air laut
PBB mencatat, suplai air bersih
akan sangat terbatas bagi miliaran
manusia pada pertengahan abad
ini. Ada teknologi bernama
desalinasi, yakni menghilangkan
kadar garam dan mineral dari air
laut sehingga layak diminum. Ini
merupakan solusi yang bisa
dilakukan untuk mencegah krisis
air.
Masalahnya, teknologi ini masih
terlalu mahal dan membutuhkan
energi cukup besar. Kini para
ilmuwan tengah mencari jalan
agar desalinasi dapat berlangsung
dengan energi lebih sedikit. Salah
satu caranya adalah dengan
melakukan evaporasi pada air
sebelum masuk ke membran
dengan pori-pori mikroskopis.
3. Tenaga Hidrogen:
Bahan bakar hidrogen dianggap
sebagai bahan bakar alternatif
bebas polusi. Energi dihasilkan dari
perpaduan antara hidrogen dan
oksigen. Problemnya adalah
bagaimana hidrogen itu
dihasilkan.
Molekul seperti air dan alkohol
harus diproses dulu untuk
mengekstaksi hidrogen sehingga
menjadi sel bahan bakar. Proses
ini juga membutuhkan energi
besar. Namun setidaknya ilmuwan
sudah mencoba membuat laptop
serta peranti lain dengan tenaga
fuel cell.
4. Tenaga surya
Energi surya yang sampai di bumi
terbentuk dari photon, dapat
dikonversikan menjadi listrik atau
panas. Beberapa perusahaan dan
perumahan sudah berhasil
menggunakan aplikasi ini. Mereka
memakai sel surya dan termal
surya lain sebagai media
pengumpul energi.
5. Konversi Panas Laut
Media pengumpul tenaga surya
terbesar di bumi ini adalah air laut.
Departemen Energi Amerika
Serikat (AS) menyebut, laut
mampu menyerap panas surya
setara dengan energi yang
dihasilkan 250 miliar barel minyal
per hari.
Ada teknologi bernama OTEC yang
mampu mengkonversikan energi
termal laut menjadi listrik.
Perbedaan suhu antar permukaan
laut mampu menjalankan turbin
dan menggerakan generator.
Masalahnya, teknologi ini masih
kurang efisien.
6. Energi gelombang laut
Laut melingkupi 70 persen
permukaan bumi. Gelombangnya
menyimpan energi besar yang
dapat menggerakkan turbin-turbin
sehingga mengasilkan listrik.
Problemnya agak sulit
memperkirakan kapan gelombang
laut cukup besar sehingga
memproduksi energi yang cukup.
Solusinya adalah dengan
menyimpan sebagian energi ketika
gelombang cukup besar. Sungai
Timur kota New York saat ini
sedang menjadi proyek percobaan
dengan enam turbin bertenaga
gelombanng air. Sedangkan
Portugis justru sudah lebih dulu
mempraktikan teknologi ini dan
sukses menerangi lebih dari 1500
rumah.
7. Menanami atap rumah
Konsep ini diilhami dari Taman
Gantung Babilonia yang masuk
dalam daftar Tujuh Keajaiban
Dunia. Istana Babilonia terdiri atas
atap yang ditanami aneka flora,
juga balkon dan terasnya. Taman
atap ini mampu menyerap panas
dan mengurangi karbon dioksida.
Bayangkan jika burung-burung
dan kupu-kupu berterbangan di
sekitar rumah hijau kita.
8. Bioremediasi
Ada proses bernama bioremediasi,
yakni memanfaatkan mikroba dan
tanaman untuk membersihkan
kontaminasi. Salah satunya adalah
membersihkan kandungan nitrat
dalam air dengan bantuan
mikroba. Atau memakai tanaman
untuk menetralisir arsenik dari
tanah. Beberapa tumbuhan asli
ternyata punya daedah untuk
membersihkan bumi kita dari
aneka polusi.
9. Kubur barang-barang
perusak
Karbon dioksida adalah faktor
utama penyebab pemanasan
global. Energy Information
Administration (EIA) mencatat,
tahun 2030 emisi karbon dioksida
mencapai 8000 juta metrik ton.
Metode paling sederhana untuk
menekan kandungan zat
berbahaya itu adalah dengan
menguburkan berbagai sumber
penghasil CO2 seperti aneka
limbah elektronik berbahaya.
Namun ilmuwan masih belum
yakin bahwa gas berbahaya akan
tersimpan aman. Tetap saja kelak
akan muncul imbas negatifnya
bagi lingkungan.
10. Buku elektronik
Bayangkan, berapa ton kertas dan
berapa banyak pohon harus
ditebang bagi seantero dunia jika
kita semua harus membeli koran,
majalah, novel, buku pelajaran,
buku tulis, kertas faks, sampai tisu
toilet.
Buku elektronik atau surat
elektronik yang lebih dikenal
dengan e-book dan email
memberi kontribusi sangat berarti
pada kelangsungan hidup. Dengan
teknologi itu, produksi kertas
dapat
ditekan, sehingga bahan kita tak
perlu menebang terlalu banyak
pohon.

0 comments:

Posting Komentar